5.27.2009

CHEMICAL ADDITIVES

Bahan additive memainkan peran yang penting dalam memastikan bahwa pelumas bekerja sesuai dengan yang fungsi yang diinginkan. Biasanya penambahan additive bertujuan untuk satu atau beberapa tujuan tertentu. Kualitas bahan dan perlakuannya saat mencampur dalam oli sangat menentukan dalam seberapa baik paket additive bekerja. Seperti biasa makin tinggi kualitas bahan additive, begitu juga harganya. Berikut ini penjelasan singkat beberapa tipe bahan yang digunakan sebagai additive.

Peningkatan Karakteristik Viscosity

1. Pour Point Depressants

Digunakan untuk meningkatkan kemampuan aliran dari pelumas pada temperatur yang rendah. Petroleum basestock dengan kualitas yang tinggi tidak terlalu membutuhkan additive ini karena sudah mempunyai level kontaminasi wax yang lebih rendah. Tapi karena proses penghilangan kandungan wax (dewaxing) menjadi nol sangat mahal maka hampir semua Petroleum basestock perlu additive ini. Hydrocracked Petroleum basestock mungkin tidak memerlukan additive ini.

2. Viscosity Index Improvers

Digunakan untuk meminimisasi pengurangan viscositas pelumas saat terjadi peningkatan temperature. Pelumas Synthetic lebih awet viscositasnya dibanding dengan yang petroleum. Bahkan beberapa pelumas synthetic begitu stabilnya di temperatur yang tinggi sehingga tidak memerlukan VI-improvers sama sekali sehingga bisa tahan lama pemakaiannya.

Mempertahankan Kestabilan Pelumas

1. Detergents & Dispersants

Digunakan untuk meningkatkan kemampuan pelumas untuk membersihkan kotoran yang sudah terbentuk dan mencegah pembentukan kotoran (sludge) baru.

2. Anti Foaming Agents

Walaupun berperan dalam kebersihan mesin, Detergents & Dispersants mempunyai efek negatif dari busa yang dihasilkan. Bila busa ini tidak dinetralkan maka akan mengurangi kualitas pelumasan. Anti Foaming Agents digunakan digunakan untuk mengontrol bua ini.

3. Oxidation Inhibitors

Digunakan untuk mengontrol oksidasi pelumas dengan udara. Disebut juga sebagai antioxidans. Antioxidants Ada 2 tipe :

  1. Untuk menetralkan radikal bebas yang mendorong terjadinya oksidasi.
  2. Untuk menetralkan peroksida yang berperan dalam proses oksidasi.

Lebih jauh Antioxidants juga melindungi bearing dari proses peng-karat-an.

3. Corrosion Inhibitors

Walaupun Antioxidants mencegah terbentuknya senyawa Asam dari oksidasi, tapi tidak mencegah terbentuknya senyawa asam dari proses pembakaran BBM-udara-Oli. Jadi additive lain diperlukan untuk melindungi metal mesin. Kemampuan netralisasi senyawa asam dari pelumas disebut sebagai TBN (Total Base Number) Karena mesin diesel cendrung menghasilkan senyawa asam yang terbentuk dari pelumas lebih banyak, maka TBN pelumas mesin diesel biasanya berkisar di angka 9-14. Sementara mesin bensin normalnya di angka 5-8. Makin tingi kualitas oli dan makin panjang drain interval suatu oli maka TBN makin tinggi. Jadi untuk Petroleum oil yang drains intervalnya pendek tidak perlu TBN yang tinggi. Additive ini tidak terlalu diperlukan untuk basestock yang diolah secara hydrocracking

4. Anti Wear Agents

Sebagus apapun olinya tetap ada kemungkinan terjadinya kontak antar metal dalam mesin,terutama saat start-up. Jadi anti Wear Agent digunakan untuk situasi ini. Aditive seperti Zinc & Phosphor akan melapisi permukaan metal membuat perlindungan dari gesekan. Biasanya Zinc & Phospor digunakan dlam bentuk paket yang disebut ZDDP (Zianc Dialkyl Dithiophosphate)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar