5.27.2009

SYNTHETIC BASESTOCKS

Synthetic basestock persamaannya terlalu sedikit dengan sepupunya-petroleum basestocks. Biasa digunakan untuk fungsi tertentu. Sementara yang satu dirancang untuk melumasi yang satu digunakan untuk kemampuan yang lebih memadai untuk melakukan fungsinya. Hubungan keduanya seperti selayaknya batu dengan palu. Keduanya bisa digunakan untuk memukul paku. Tetapi yang satu lebih efektif dari yang satu untuk tugas tertentu.

Palu tentunya lebih sesuai untuk memukul paku demi paku tanpa berkurang kemampuannya seiring waktu. Sementara batu mungkin bisa retak, pecah atau tercuil saat dipakai memukul paku. Mungkin kita akan menemui setelah beberapa lusin paku kita harus mencari batu baru.

TIPE SYNTHETHIC BASESTOCK OIL

1. Polyalphaolefins (PAO’s)

Biasa disebut juga sebagai synthesized hydrocarbons dan pasti tidak mengandung wax, metal, sulfur atau phosphor. Viscosity Index sekitar 150, dan memiliki pour points yang rendah (biasanya dibawah 40 derajat F. Meskipun PAO’s stabil secara thermal ada 2 hal yang harus kita perhatikan. Pertama PAO’s tidak stabil sifat oksidasinya seperti synthetic lainnya. Tapi dengan additive yang sesuai sifat oksidasi yang stabil bisa didapat. PAO’s juga cendrung bersifat menyusutkan seal. Ini ditemukan pada awal tahun 70-an ketika produsen oli besar mendapatkan masalah pada seal dengan formula synthetic mereka yang pertama.

2. Diester

Kurang populer digunakan. Dengan keuntungan yag sama pada PAO’s tapi dengan struktur yang lebih bervariasi. Sehingga karakteristik performancenya lebih bervariasi juga dibandung PAO’s. Bila dipilih dengan cermat, maka diesters secara umum memberikan por points yang lebih baik dibanding PAO’s (sekitar -60 sampai -80 derajat F) dan sedikit lebih stabil dalam sifat oksidasinya dengan additive yang sesuai. Diesters juga mempunyai karakter inherent solvency yang sangat baik. Sehingga disamping pembakaran yang bersih juga dapat ikut membersihkan kotoran yang ditinggalkan oleh pelumas yang lain. Meskipun saat diaplikasi tidak dibantu dengan detergency additives. Kebalikannya dengan PAO’s yang mengerutkan seal, Diesters dapat memuaikan seal. Seal yang tahan terhadap reaksi kimia sangat direkomendasikan bisa kita menggunakan synthetic base oil yang diproses dengan diesters

3. Polyolester

Seperti diesters, tetapi lebih rumit sedikit. Rentang yang lebih besar pada pour points dan VI dari diesters, tetapi polyolesters basestocks lebih baik dari diester dengan pour ponts lebih rendah setara -90 derajat F dan VI setinggi 160 (tanpa VI additive improvers). Sama seperti diesters, polyolester juga memuaikan seal.

Kualitas premium biasanya mencampurkan antar PAO’s dengan diester atau polyolester untuk mendapatkan kombinasi dari kelebihannya masng-masing bahan. Ini memerlukan banyak keahlian dan eksperimen. Hasilnya seiring kualitasnya yang tinggi harganya juga menjadi tidak murah. Biasanya lebih mahal dengan harga 2-3 kali oli yang lebih rendah kualitasnya.


1 komentar:

  1. Artikel yg bagus

    Ditunggu ulasannya mengenai standard baku pelumas berdasarkan ACEA (Ax / Bx / Cx) & standard baku pelumas dari produsen kendaraan spt MB 229.x / 228.x / BMW LL-xx / GM-LL-A / B, dst.

    Terima kasih

    BalasHapus